Merayakan Kelulusan juga Kegagalan yang Kedua Kalinya
Hari ini adalah hari Rabu yakni
bertepatan dengan tanggal 19 Februari 2019 cerita tentang kegagalan yang
kesekian kalinya dimulai. Sekitar pukul 17.00 WIB ia dan ibunya baru saja tiba
di kota Medan dengan menaiki bus Sartika tujuan dari Batu Bara-Medan. Ia dan
ibunya dijadwalkan akan menghadiri wisuda adik pertamanya di Unimed pada tanggal
20 Februari 2019 esok.
Begitu
tiba di Medan ia segera izin pamit kepada ibunya untuk terlebih dulu pergi ke
Plaza Medan Fair dalam rangka membeli baterai ponselnya yang sudah gembung dan
tidak bisa digunakan lagi. Terkecuali jikalau ponsel tersebut disandingkan
dengan power bank dan ponselnya akan
hidup kembali seperti sedia kala. Tetapi, sayangnya ia tidak memiliki power bank maka jadilah ponselnya tidak
bisa digunakan untuk sementara waktu.
“Mak, awak pogi ke Plaza Medan Fair
kojap yo? Awak mau boli baterai ponsel biar bisa foto-foto untuk besok mak.”
“Kaang ajolah Lia, kenapo mesti sekaang
nih bona kau boli baterai ponselnyo.”
“Besok pagi nggak sompat lagi mak
boli baterai ponselnyo.”
“Lah jadi kalau kau pogi nanti,
siapo kawan Iyat balik ke kos kau? Iyat tak nampak naik angkot nih Lia.”
“Nanti awak naikkan omak angkot
nomor 07 tujuan ke kos kami mak.”
“Usahlah kau henye ala Lia. Kaang
sosat pulak Iyat ni gara-gara kau yo.”
“Ya udahlah omak ikut awak ajo kojap
boli baterai ponselnyo.”
Setibanya di Plaza Medan Fair dengan
menaiki angkot Mr X. Ia dan ibunya bergegas mencari toko yang menjual segala
jenis aksesoris ponsel. Dan akhirnya setelah selesai membeli baterai ponsel
yang akan digunakan untuk besok pada saat acara wisuda adiknya, ia kembali
mencari angkot yang mana akan membawa mereka pulang menuju ke kosan nantinya. Di
dalam perjalanan pulang menuju kos ia mencoba menghidupkan ponselnya dengan
baterai yang baru saja dibelinya tadi. Dan Alhamdulillah ponselnya kembali
hidup seperti semula.
Lantas ia mencoba menghidupkan data seluler
dari ponselnya. Ketika angkot yang ditumpanginya sedang berada di
jalan HM Yamin maka dengan cepat bermunculan notifikasi dari berbagai media
sosial yang ia miliki. Dan yang pertama kali ia buka adalah pesan masuk yang
ada di WhatsAppnya yakni pesan dari
Bang PPG, yang mana isi pesannya adalah,
“Pengumuman PPG udah keluar tuh.
Udah liatkan hasilnya?”
Sesaat membaca pesan tersebut seketika
dadanya terasa sesak yang ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Tanpa terlebih
dulu membalas pesan itu, ia memutuskan untuk melihat beberapa status WhatsApp dari teman-temannya. Dan
dugaannya ternyata benar. Teman-temannya baru saja mengirimkan beberapa status
di WhatsApp yang menyatakan mereka
telah lulus pada ujian ukmppg yang kedua ini.
“Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushshalihaat."
“Nah benarkan, aku tau kalian pasti
lulus pada ujian yang kedua.” Ditambah dengan foto screenshots mereka pada saat sedang video call."
“Nanti kita cerita tentang hari ini
ya teman-teman. Jadi pengin peluk kalian.”
Ketika masih di dalam angkot, ia
langsung memberi tahu ibunya bahwasannya pengumuman ukmppg yang kedua sudah ada
hasilnya.
“Mak, pengumuman ukmppg udah ke
luar. Tapi awak bolom berani buka hasilnyo mak.”
“Haah? Tahu dari mano kau Lia?”
“Ado tadi kawan ngasih tahu awak
dari WhatsApp mak. Abis itu awak jugo
liat beberapo status kawan di WhatsApp
mak.”
“Ya udahlah Lia, nanti ajo liat
hasil pengumumannyo pas kito udah sampai di kos kalian. Jangan lupo nanti mandi
dulu abis itu salat kau Lia.”
“Iyo mak.” Dengan nada suara yang sedikit
bergetar dan dada yang semakin sesak.
Sepanjang perjalanan ia hanya
berdoa kepada-Nya agar memperoleh hasil yang baik dari pengumuman ukmppg kali
ini. Begitu banyak doa dan dzikir yang ia lantunkan agar hatinya tetap tenang
sembari menunggu hasil pengumuman ukmppg yang belum dilihatnya. Tetapi, tetap
saja hatinya tidak bisa tenang dan bahkan sekarang rasanya semakin tidak
karuan.
Setibanya ia dan ibunya di kosan, ia
memutuskan untuk mandi terlebih dulu dan kemudian dilanjutkan dengan salat Isya. Setelah selesai salat, berbekal dengan tekat yang kuat ia memberanikan
diri untuk melihat hasil kelulusan ukmppg yang sudah diumumkan dari tadi sore
di website ukmppg. Ia melihat hasil
kelulusan ukmppg melalui notebooknya agar
terlihat lebih jelas dan besar perihal hasil apapun yang akan ia peroleh
nantinya.
Setelah proses login ke website ukmppg selesai
yakni dengan memasukkan nomor ujian dan tanggal lahirnya, maka keluarlah hasil
ujian ukmppg yang telah ia dan teman-temannya laksanakan tepat pada tanggal 19
Januari yang lalu. Dan hasil akhir yang ia peroleh adalah sebuah kalimat yang
cukup membuat ia merasa hancur sehancur-hancurnya untuk yang kedua kalinya yakni ‘tidak
lulus uji pengetahuan.’ Seketika melihat hasil pengumuman tersebut, ia hanya
bisa terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dan anehnya ketika melihat
hasil pengumuman itu, air matanya tiba-tiba menjadi hilang juga kering
layaknya musim kemarau untuk sementara waktu.
Ibunya langsung bertanya kepadanya mengenai hasil akhir ukmppg yang dilihatnya barusan.
“Cemano Lia hasilnyo? Lulusnyo kau?
Atau tidak lulus lagi kau Lia?”
Dengan perasaan yang tidak enak
hati, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan oleh ibunya. Dan
berharap semoga air matanya tidak jatuh ketika mengatakan tentang hasil akhir
ukmppg yang baru saja diterimanya.
“Mak, tidak lulus awak lagi ujian
ukmppg mak.” Dengan wajah sedihnya.
“Hah? Tak lulus lagi kau Lia?”
“Iyo mak. Mak, maafkan awak yo. Apo
salah awak mak, kenapo awak tidak jugo lulus ujian ukmppg nih? Masih kurangkah
usaha dan doa-doa awak selamo ini mak?”
“Udahlah Lia, tak buleh kau becakap
macam gitu. Kalau tidak lulus ini, kan masih bisa diulang ujiannyo. Iyo, kan
Lia?”
“Iyo bisa diulang lagi mak. Tapi malu botol awak mak, tidak lulus ukmppg untuk yang keduo kalinyo mak. Malu awak
mak.”
“Iyo tahu aku Lia apo yang kau
rasokan. Tidak lulus ukmppg nih, enggak langsung mati kito kan, Lia? Ya sudah, yang ponting kau totap usaha dan doa yang lobeh banyak lagi Lia. Jangan kau
lengah-lengah lagi.”
“Iyo mak. Mokasih mak.” Dan
tiba-tiba air matanya mulai menetes mendengar nasihat yang diberikan oleh
ibunya.
“Dah tidolah kau Lia, besok kito
ondak pogi pagi ke Unimed nengok Soraya wisuda.”
“Iyo mak.”
Ketika sang ibu menyuruhnya untuk
tidur, justru ia tidak bisa tidur dan yang ada dipikirannya saat itu adalah “Di
mana salahnya lagi? Kok bisa tidak lulus lagi?” Lalu ia melihat wajah ibunya yang sudah tertidur pulas
sejak dari tadi. Mungkin ibunya terlalu lelah untuk perjalanan jauhnya hari ini.
Dan ditambah lagi dengan hasil akhir ukmppg yang barusan ia dengar dari
anaknya hingga membuat sang ibu semakin lelah. Ah entahlah, ia hanya berharap
semoga ibunya selalu sehat hingga dapat melihat kelulusannya nanti.
Kini ia memberanikan diri untuk melihat
beberapa pesan masuk dari WhatsApp yang
ada di ponselnya. Dan ketika dibuka ada banyak pesan yang menanyakan tentang
bagaimana hasil akhir ujian ukmppg yang diterimanya barusan.
“Yul, gimana hasil ukmppgnya? Lulus, kan Yul?”
“Kak Yul, gimana hasil ujian utn
kakak? Kakak lulus, kan?”
“Dek, gimana hasil ujian ukmppgnya? Lulus adek, kan?”
“Kak Lia, cemano hasil ujian akak?
Lulus akak, kan?”
“YD, gimana hasil ujiannya? Lulus
Yede, kan?”
Seketika air matanya tumpah membaca
pesan-pesan tersebut. Ia tidak berani membalas pesan-pesan tersebut. Ia takut,
mereka pasti akan kecewa lagi dengannya. Ada banyak harapan yang mereka berikan
kepadanya. Sementara ia belum bisa mewujudkan harapan tersebut. Bahkan kini ia
kembali mengecewakan dirinya sendiri untuk yang kedua kalinya.
Selang beberapa jam kemudian, ia
memutuskan untuk membalas pesan-pesan tersebut sembari diiringi oleh deraian
air mata yang acap kali jatuh ketika ia sedang menulis pesan yang akan
dikirimkan kepada teman-temannya tentang hasil akhir ukmppg yang ia terima. Dan
lagi, ia merasa bahwasannya ia adalah manusia yang paling berduka pada saat itu
hanya karena tidak lulus ukmppg.
Keeseokan harinya ia, adiknya Soraya
dan sang ibu telah siap untuk pergi ke Unimed dalam rangka menghadiri acara wisuda
adiknya yang pertama. Sebenarnya pada hari itu yakni 20 Februari 2019 dua orang
adiknya secara serentak tengah melaksanakan prosesi pelaksanaan wisuda di Universitas mereka masing-masing. Soraya akan diwisuda hari ini di Unimed dan si adik
laki-laki satu-satunya sekaligus anak terakhir di keluarganya juga akan
diwisuda hari ini di Universitas Gadjah Mada.
Sungguh ibu, ayah (yang tidak dapat berhadir) dan ia sangat
berbahagia juga bersyukur pada hari itu. Dikarenakan kedua adiknya diwisuda
secara serentak. Tetapi, tidak dapat dimungkiri oleh hatinya sendiri di dalam
rasa bahagia dan syukur luar biasa yang tengah dirasakan, sesekali ia merasa
bersedih kembali mengingat peristiwa yang terjadi kemarin malam. Sakit dan
hancur yang teramat ketika ia mengingat-ingat kembali kalimat yang tertera di website ukmppg untuk yang kedua kalinya.
Berbagai senyuman yang ia torehkan
di wajahnya pada hari itu hanyalah salah satu cara yang bisa ia lakukan agar ia
tidak terlihat sedang bersedih juga berduka. Meskipun di dalam hatinya sedang
sakit sesakit-sakitnya. Mungkin itu adalah senyuman palsu terbaik yang pernah ia
lukiskan di wajahnya sendiri. Bahkan ia juga merasa bangga dengan dirinya pada saat itu yang begitu lihai menyembunyikan kesedihannya melalui
senyuman-senyuman tersebut.
Hari itu kembali ia disuruh oleh-Nya
untuk belajar, berdoa, bersyukur serta bersabar lebih banyak lagi terhadap semua ujian yang sedang menimpanya.
Seperti pesan yang disampaikan adik laki-lakinya yang selalu ia ingat.
Harus
fokus
Jangan anggap remeh
Tidak boleh hasad
Ikhlas belajarnya
Doa yang banyak
Jangan bergantung sama usaha
Tetapi, jadikan ia hanya sebagai sebab
Sedangkan yang menentukan hanya Allah SWT
Dan (lagi), bukan rencananya yang
terbaik, melainkan rencana-Nya lah yang terbaik dan yang paling baik. Teruntuk ia yang hatinya sedang hancur dikarenakan keberpihakan belum
bersamanya jua. Berbiasalah, bersedihlah, berbahagialah, bersyukurlah, bersabarlah jangan
lelah. Semoga hatinya lekas pulih kembali seperti sedia kala. Percayalah Allah
SWT tidak akan pernah meninggalkan hambanya sedikitpun. "Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. 94:5) "Hai, orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. 2:153) (❤ YD)
Untuk cerita mengenai wisuda adik-adiknya yang dilaksanakan secara bersamaan harinya, silakan dibaca melalui tautan di bawah ini!
https://yuliadaud.blogspot.com/2019/02/bersama-sama.html
Untuk cerita mengenai wisuda adik-adiknya yang dilaksanakan secara bersamaan harinya, silakan dibaca melalui tautan di bawah ini!
https://yuliadaud.blogspot.com/2019/02/bersama-sama.html
Malu botol awag mak ... Hahaha
ReplyDeleteHahaha selow dong, Ham.
DeleteGagal, ya memang begitu rasanya, bikin pedih hati dan tak enak makan. Tapi yakinlah, bahwa Allah SWT punya rencana baik bagi kita ke depannya, tinggal kitanya. Semangat Yulia.
ReplyDeleteSalam kenal jua. :)
Semangat, dan terima kasih sudah berkenan berkunjung pun jua membaca tulisannya saya di blog. Salam kenal kembali :)
DeleteAlhamdulillah sudah lulus.
ReplyDelete