Merayakan
10 Mei 2020 di rumah, ketika listrik padam |
Genap
sudah. Ganjil sudah. Kali kesekiannya bertemu dengan angka 13. Kali kesekian juga merayakan. Entah itu untuk merayakan pertambahan ataupun pengurangan. Baginya tidak begitu penting apa itu pertambahan maupun
pengurangan. Baginya yang terpenting adalah kalian. Kalian yang selalu ia
cintai.
Beruntungnya
setiap tanggal itu tiba, ia selalu bertemu dengan banyak orang baik. Dan tidak
jarang juga bertemu dengan orang jahat. Kendatipun demikian, ia bersyukur
dipertemukan dengan keduanya. Sebab, mereka mengajarinya banyak arti. Nyatanya belajar
tidak hanya dari ilmu pengetahun. Melainkan juga dari mereka yang telah semesta
kirimkan untuknya.
Hari
ini, 13 hadir kembali, angka yang tiap tahun dirindukan olehnya. Walau di
tanggal itu tidak ada hal istimewa yang datang menghampiri bak orang-orang
di luar sana. Tapi, tanggal tersebut membuktikan bahwa semesta masih
mengizinkannya untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
*****
Cerita
banyak nih ya. Jadi, tadi malam saya dibikinkan sebuah tulisan oleh teman. Saya
senang. Baru kali ini, dibuatkan tulisan. Saya yang kerap menuliskan cerita untuk
orang pun juga diri sendiri. Dan hari ini dibuatkan sebuah tulisan. Maka, bertambahlah rasa bahagia yang dipunya. Dituliskan ke dalam sebuah cerita rasanya jauh berbeda. Ada rasa wow di
sana. Dari sekian banyak teman, ternyata masih ada yang mau menuliskan cerita perihal saya.
Terima kasih banyak.
Beragam
ucapan yang diberikan teman-teman terdekat, sedikit banyaknya buat mewek.
Mereka tuh ya, mengirimkan ucapan
tersebut dari yang terniat pakai banget sampai yang tidak terniat juga sih ya, menurut
saya. Dan, tetap mesti bilang terima kasih. Oleh karena, mereka masih mengingat saya.
Awowkwok (ketawa ala anak Twitter)
Ini beberapa contoh ucapan yang menurut saya enggak niat sih ya,
1. “Selamat Yoe."
2. "Udah tuo yo, Yoe.”
3. "Hepi bdei."
4. “Selamat ulang tahun, Wak.”
5. “Ulang tahun awak, iya?”
6. "Yulia ultah, camat ya."
Saya
tekankan kembali, INI HANYA CONTOH, wqwq. So
far, saya maklum dengan mereka. Mungkin mereka sedang sibuk dengan
rutinitasnya atau memang lagi enggak mood
buat ngetik. Tapi, kok ya, singkat banget gitu. Omong-omong, kalian masih ingat
saja itu sudah lebih dari cukup, hehe.
Sekarang
ini banyak di antara kita, yang hanya bertukar kabar di saat salah satu tengah
merayakan. Lagi, entah itu untuk merayakan pertambahan ataupun pengurangan. Ini tuh
bisa dikatakan semacam segan atau minimal ngucapinlah. Daripada tidak sama
sekali. Eh gitunya? Terkadang saya juga gitu sih. Kalau ada teman yang berulang
tahun dan saya enggak terlalu dekat dengannya, di saat melihat orang-orang
pada ramai mengucapkan, and finally,
saya memutuskan untuk mengucapkan juga. Setidaknya dia bakalan mengganggap
bahwa saya masih care dengannya.
“Bahagia
kali aku hari ini weiii, ternyata beliau masih ingat denganku,” sambil nangis.
By the way, saya juga kerap mengambil kesimpulan
sendiri dari keadaan sekitar yang dilihat. Tapi, ya semoga kalian tidak. Semoga
hanya saya saja. Saya tuh, kalau melihat teman-teman yang lagi berulang tahun, dan
setelah diperhatikan banyak banget yang mengucapkan kata-kata manis ke beliau.
Saya biasanya langsung bilang,
“Wooow
banyak ya temannya yang ngucapin. Terus, ucapannya pada keren-keren lagi.”
Sesudahnya,
saya langsung berkhayal. Entar giliran saya pada gitu juga enggak ya? Sebenarnya ini tuh
perkara sepele. Apalagi untuk umur yang tak lagi muda ini. Tapi, saya kok bisa
sepenasaran gitu (contoh manusia julid ya gini, haha). Berdasarkan pengalaman sendiri, ketika teman-teman saya yang
lumayan dekat tengah berulang tahun, biasanya saya rela edit ini dan edit itu
serta ditambah kata-kata manis yang dipunya agar terlihat bagus.
Dan
hari ini, observasi itu terbukti. Saya ingat betul ketika teman saya tengah berulang
tahun, saya bersedia edit fotonya dan ditambah kata-kata yang bikin auto diabetes. Eh, giliran
saya yang merayakan, saya cuma dapat
kata-kata yang sedikit manis. Meskipun saya tahu kata-kata tersebut sudah
lazim banget dikirimkan ketika seseorang berulang tahun. Kalimat itu, semacam kayak template yang wajib dikirimkan
di saat seseorang berulang tahun.
Tapi,
apalah arti sebuah ucapan. Bukti tuh yang paling penting, benar kan cewek-cewek? :")
Terakhir, tulisan sederhana yang penuh makna tersebut berhasil mengantarkan saya pada kenangan tahun lalu. Dia hapal
betul setiap kisah yang telah saya lalui setahun silam, berbekal dari
tulisan-tulisan saya yang telah dibacanya di blogspot tentunya.
Teruntuk kalian semua yang sudah ataupun enggak ingat dengan saya, terima kasih banyak. Karena kalian semua, akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas #31HariMenulis dari Bang Wiro hari ini. Dan, perihal ucapan yang super singkat tadi, jangan tersinggung ya. Saya hanya ingin bercerita sedikit. Baiklah, mungkin sekian untuk tulisan nirfaedah kali ini. Saya menyayangi kalian selalu. (❤ YD)
Beberapa dokumentasi hari ini, hehe.
ini dari Boy Atlaliust Simangunsong :) |
ini dari Anggi, siswi PPL PPG :) |
ini dari Adel Regar ❤ |
Mau komen, tapi bingung mau komen apa. Selamat ulang tahun yo.
ReplyDeleteTeruuus kek gitu. Tetapi, terima kasih yo, Ham 😄
Delete