Menulis adalah Teman
Bahagia itu sederhana. Mungkin kalimat tersebut cocok dengan yang saya alami hari ini. Di awal bulan Mei, tepatnya pada
tanggal 1 yang biasanya diperingati sebagai Hari Buruh Internasional aka May Day serta bulan kelahiran saya. Untuk
kesekian kalinya setiap membuka inbox
email, saya mendapati sebuah pesan baru yang cukup membuat saya berdecak
kagum dengan diri sendiri.
Selain mendapati beberapa email dari dua daily newsletter kesayangan saya, yakni 5.45 from Asumsi dan Catch Me Up!
Saya juga menerima email dari Terminal
Mojok dengan judul email “Selamat,
artikel Anda telah diterbitkan di Terminal Mojok! Begitu bahagianya saya di
pagi Jumat kali ini. Kenapa tidak? Menulis lalu mengirimkan tulisan ke sana itu,
membuat saya harus menyiapkan cadangan hati dan mental yang banyak. Terlebih
lagi di saat menerima email penolakan
dari mereka.
Sepanjang bulan April yang kini sudah berlalu,
saya telah mengirimkan lebih dari delapan artikel dan hanya satu artikel yang
lolos kurasi oleh tim redaktur. Betapa bersemangatnya saya tiap kali
mengirimkan tulisan ke sana. Dan enggak jarang saya juga menyelipkan sebuah doa
di setiap salat agar tulisan yang dikirimkan pada hari itu dapat terbit.
Nyatanya keinginan saya tidaklah selalu sesuai dengan yang diharapkan.
Satu hal yang membuat saya merasa auto sedu ketika mengirimkan tulisan,
yakni enggak kunjungnya menerima email dari
mereka, baik itu yang berisi penolakan maupun yang menyatakan bahwa tulisan saya
terbit. Saya kerap merasa digantung hatinya oleh mereka hanya karena enggak jua
menerima balasan email perihal tulisan yang dikirimkan ke sana. Ya, mereka terlalu berarti
untuk saya yang masih pemula di dunia tulis-menulis ini.
Ketika sedang menulis, begadang adalah
hal lumrah bagi saya, demi mendapatkan inspirasi di saat menulis. Konon tengah
malam adalah waktu yang terbaik untuk menulis. Mungkin karena sepi bin senyap
kali ya. Seperti tulisan yang terbit hari ini, saya bersedia menulis hingga jam 02.00 pagi agar bersua dengan ide-ide yang akan dituliskan. Ending-nya, tidur larut malam yang dilakukan kali kesekiannya
berujung manis, yakni menerima email
dengan kata pun juga kalimat baik yang membuat saya merasa semakin content. Thank you. (❤ YD)
Comments
Post a Comment