Hibuk


Lontong tahun 2018. Lontong 2020? Menyusul 

Hari ini semua sibuk membersihkan. Rumah, hati dan pikiran. Kamu juga. Sibuk memikirkan tulisan. Kamu tidak tahu ingin menulis apa di #31HariMenulis. Masih sibuk dengan rutinitas di rumah. Seharian. Pagi tadi hujan turun. Padahal belum lama selesai mencuci pakaian. Tak mengapa. Hujan itu berkah. Hujan itu rahmat. Itu yang kamu tahu.

Beragam kegiatan dikerjakan. Sedari pagi hingga sore. Meski diselingi dengan tidur siang. Kamu berkunjung ke rumah uak. Mengembalikan pemanggang kue yang dipinjam sejak kemarin. Bercerita ke uak akan ke pasar. Kamu gemar ke pasar. Lantas, ia menyuruh membelikan bunga. Hiasan di kala lebaran tiba. Kamu berbelanja. Membeli sayur, tempe serta cabai. Tak lupa membeli setangkai bunga plastik yang telah diamanahkan.

Hari ini semua hibuk. Membuat bermacam penganan. Di rumahmu tidak. Kamu hanya ikut membantu uak yang lagi mempersiapkan olahan. Lontong namanya. Makanan khas yang disuka sedari kecil hingga sekarang. Tiap kalian diberikan berbagai tugas. Untuk mendapatkan lontong impian. Kamu memotong sayuran. Sepupu menggoreng tempe, kerupuk dan teri. Uak lelaki memasak lontong dengan kayu bakar. Uak perempuan memasak kuah. Semua hibuk menjalankan tugas. Demi memperoleh lontong idaman.

Sesekali kamu menghidupkan data seluler gawai. Membuka media sosial. Melihat bermacam postingan. Kamu tersenyum melihat kiriman. Ada yang tengah membuat kudapan. Ada yang tengah membersihkan. Rumah, hati dan pikiran. Semua demi Idulfitri yang dicitakan.

Kamu baru saja selesai berbuka puasa. Buka puasa terakhir dengan kalian. Besok hari kemenangan. Takbir barusan bergema. Berterima kasih. Lebaran tahun ini masih berkumpul dengan yang dicinta. Lengkap pula.

Cemas menghampiri. Karena menulis belum juga dilakukan. Kamu mulai menulis selepas magrib. Menulis semampunya. Ide untuk menjadikan tulisan sering ada. Hanya saja, niat kerap payah terkumpul. Tapi kamu mesti konsisten dengan janji. Satu hari satu tulisan. Tak penting isi tulisan. Yang penting terus berlatih menulis dan mengirimkan.

Takbir sejak tadi berkumandang. Ada yang berbahagia. Ada yang bersedih. Bahagia bisa berkumpul. Rindumu lunas. Bersedih karena belum bisa berkumpul. Rindumu ditabung. Beberapa tidak memilih mudik demi keselamatan keluarga di kampung halaman. Kalian kuat. Dan beberapa tidak mengindahkan peraturan. Bandel. Kemudian, petugas medis kena imbas. Mereka kewalahan.

Lagi, pandemi mengubah semua rencana. Lebaran tahun ini berbeda. Sungguh berbeda. Namun, bersyukur mesti dilakukan. Masih dipertemukan dengan lebaran. Lengkap pula. Selamat Idulfitri 1441 H kawan-kawan sekalian. (❤ YD)

 

Comments

Post a Comment

Popular Posts