Mainan Masa kecil yang Hanya Ada di Bulan Ramadan

eric anada via www.pexels.com

     Hari ini adalah hari pertama bulan Ramadan. Beragam suka cita dipersiapkan menyambut kedatangan bulan penuh berkah ini. Bahkan H-2 Ramadan diisi dengan tradisi mogang. Di mana ada beberapa orang yang pada hari itu beralih profesi, yakni menjual beragam makanan serta daging, seperti; daging kerbau, daging ayam, dan daging ikan.
Berhubung sekarang sudah bulan Ramadan, tentunya rasa kelesa di hari pertama puasa itu berat sekali. Kita harus terbiasa kembali menahan hawa pun juga nafsu selama 30 hari lebih. Menahan diri untuk enggak ghibah lagi, menahan diri untuk enggak jadi julid people. Intinya menahan diri untuk berbuat yang enggak disukai oleh-Nya.
Sudah menjadi kebiasaan selama bulan Ramadan, ada beberapa permainan masa kecil yang selalu dirindukan. Dikarenakan permainan tersebut hanya muncul di bulan Ramadan. Kadang-kadang saya juga heran kenapa permainan kuno semacam itu cuma muncul di bulan Ramadan. Kenapa enggak di bulan lainnya juga. WHY?
Boleh jadi, di beberapa daerah permainan ketika bulan Ramadan berbeda-beda. Tetapi, di daerah saya, lebih tepatnya salah satu kabupaten baru di Sumatera Utara yang memilih untuk memekarkan dirinya sendiri, mainan ini selalu saja menjadi primadona. Meskipun saya enggak begitu mahir di saat memainkan permainan-permainan itu.
Perihal merindu, permainan-permainan di bawah ini sering kali menjadi alarm untuk anak-anak kelahiran 90 an yang nyatanya kini sudah semakin tua. Di mana ada yang sudah menikah, ada yang belum menikah, ada yang sudah punya anak, dan ada yang belum punya anak. Gaje banget ya statement barusan. Terlepas dari itu semua, saya menyukai permainan tersebut. Walaupun untuk dibilang andal sangat jauh dari kata mungkin.

Bulu tangkis
Salah satu permainan favorit anak-anak ketika bulan puasa hadir, yakni bulu tangkis. Saya senang melihat orang-orang bermain satu dari sekian cabang olahraga yang selalu dipertandingkan ini. Meskipun untuk ikut bergabung bermain, saya acap kali  menolak. Disebabkan saya enggak pernah pintar memainkannya. Saya sendiri enggak tahu kenapa anak-anak di kampung mengidolakan permainan ini di saat bulan puasa.
Permainan ini biasanya dimainkan setelah sahur hingga pagi hari. Sedari dulu hingga sekarang, saya enggak pernah melihat anak-anak di dekat rumah yang berhasil memenangkan pertandingan bulu tangkis ini, konon lagi mau jadi atlet ya. Tapi, so far permainan ini sungguh asyik dimainkan, lumayanlah untuk mengisi waktu senggang selama bulan puasa.

Monopoli
Monopoli tidak hanya ada pada zaman penjajahan Belanda. Melainkan hingga sekarang. Sedari kecil permainan monopoli (((juga))) turut menemani masa kecil saya, terlebih lagi di bulan puasa seperti ini.  Sewaktu kecil harga permainan ini hanya 5-7K, dan sekarang harga permainannya sekitar 12K. Harga yang masih lumayan. Jumlah pemainnya itu 5 orang. Nantinya sesama pemain akan diberikan sejumlah uang dengan nominal yang sama oleh Bank. Semacam BLT-lah.
Setelah itu, permainan akan dilanjutkan dengan membeli beberapa negara menggunakan uang yang dimiliki, biasanya harga negara yang paling mahal adalah negara Afrika berwarna orange dengan harga Rp 4.000. Sementara, harga negara yang paling murah adalah negara Indonesia berwarna ungu denga harga Rp 600. Kita juga bisa membeli hotel dan rumah untuk meningkatkan kadar kesuksesan kita sebagai horang kayaah.
Di lain sisi, enggak ada angin dan enggak ada hujan, Terkadang kita bisa dijerumuskan ke dalam penjara, padahal enggak ada kasus loh. Di saat dadu berhenti pada dana umum dan kesempatan, kita akan bertemu dengan beberapa magic words like, “Hari ulang tahun Anda, silakan terima 100-100.” Lantas, kita juga dituntut untuk membayar tagihan air dan listrik. Tapi, jika bayarnya lewat tanggal 20, enggak bakalan kena denda ya, hehe.
Siapakah pemenangnya? Tentu, yang menjadi pemenang adalah, ia yang paling banyak membeli negara pada permainan monopoli ini, berikut dengan hotel dan rumah. Biasanya permainan monopoli ini dimainkan oleh anak-anak setelah sahur serta menjelang berbuka puasa. Mayan uga untuk mengisi masa-masa menahan haus dan lapar, daripada anak-anak itu ngeghibah, ya kan?

Lelo (Permainan dari Bambu)
Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak laki-laki. Meski ada juga beberapa anak perempuan (tomboi) yang ikut memainkannya. Permainan ini berbahan dasar dari bambu, tapi bukan bambu runcing ya. Kira-kira panjang bambunya sekitar 1 meter. Nah, nanti di atas bambunya dibuat semacam lubang kecil untuk mengisi minyak tanah. Jikalau sudah diisi, kita bisa memasukkan lidi ke dalam lubang yang sudah diisi minyak tersebut.
Setelahnya, lidi yang sudah direndam ke dalam minyak tanah, dihidupkan dengan api, jika sudah ada api di sana, kemudian lidinya diletakkan tepat di atas lubang bambu tadi. Maka akan berbunyilah bambu tersebut dengan dentuman yang cukup buat emosi. Biasanya orang tua selalu marah melihat anak-anak memainkan permainan ini. Katanya permainan ini cukup berbahaya dikarenakan menggunakan api serta menimbulkan suara yang cukup berisik.
Barangkali ini saja beberapa permainan yang sering kali dimainkan oleh anak-anak di tempat tinggal saya di saat bulan puasa hadir. Hal ihwal yang senantiasa dirindukan ketika bulan puasa tiba adalah permainan-permainan ini. Meskipun masih ada permainan yang lainnya. Bahkan beberapa anak konsisten memainkan permainan ini. Tapi, yang paling jarang dijumpai adalah permainan bambu (lelo) sih. Mungkin karena ribet ya. Harus nyari bambunya, melubanginya lagi, dan ribetlah pokoknyaaa. No debat. (❤YD)

Comments

Popular Posts