Pintar Aja Nggak Cukup, Lolos Seleksi CPNS tuh yang Paling Penting Hoki!
Snapwire via www.pexels.com |
Entah
kenapa, euforia penerimaan cpns enggak pernah ada matinya. Makin hari
peminatnya, yakni warga negara berflower
untuk jadi Pegawai Negeri Sipil (aka PNS)
makin besar, sebesar rasa rindu kepadanya haha. Konon katanya, seorang PNS itu
adalah salah satu calon menantu idaman untuk para boomer yang ingin anak-anaknya hidup bahagia lahir batin till jannah dengan uang pensiun dan berbagai
tunjangan lainya.
Bercerita tentang cita-cita jadi PNS,
saya mau cerita banyak banget nih. Saya adalah salah satu penggemar berat
ketika penerimaan CPNS dibuka oleh pihak Kemenpan-RB. Ya, ini adalah tahun
ketiga saya mengikuti seleksi CPNS, yakni dimulai dari tahun 2017, di mana saya
enggak lolos passing grade SKD. Di kala itu, saya hanya sekadar
coba-coba saja dan enggak begitu paham sama sekali dengan apa itu passing grade. Bodo amat sih, wqwq.
Tahun berikutnya, yakni tahun 2018 saya
kembali mencoba peruntungan untuk ikut seleksi CPNS, kali aja tahun ini saya
benar-benar beruntung, ya, kan? Nyatanya saya kembali belum beruntung. Dan
lagi, saya gagal di SKD, di mana untuk ketiga bagian soal SKD saya enggak
mencapai batas passing grade sama
sekali. Udah belajar banyak, dan udah haqqul yaqin juga. Eh masih gagal dong
saya. Nangis bombai juga sih dikit pas tahu gagal di SKD.
Tahun 2019, saya mencoba untuk ikut
kembali dengan berbagai persiapan sedari awal pendaftaran dibuka. Dimulai dari
beli buku Bank Soal CPNS yang tebalnya ratusan halaman dan cukup banget buat
mukulin warga +62 yang bebalnya enggak ketulungan. Yang masih aja keluar rumah
di tengah merebaknya wabah Pandemi Covid-19. Padahal nih, udah disuruh
#dirumahaja. Entar kalau udah kena virus, sibuk ngebacot nyalahin pemerintah
yang enggak becuslah, enggak caringlah
dengan warganya.
Selain beli buku, saya juga berlangganan member latihan soal cpns Indonesia di Instagram yang harganya cukup merogoh
kocek rok pakaian dinas harian (aka pdh)
saya. By the way, untuk seorang guru
honorer BOS di sekolah yang gajian cuma
3 bulan sekali, harga segitu cukup mahal loh. Tapi, demi ilmu yang bermanfaat
dan masa depan yang cerah saya ikhlas bayar segitu, kali aja tahun ini
keberuntungan singgah ke saya.
Untuk tahun ini persiapan saya lumayan matang,
yakni dimulai dari belajar soal-soal SKD dan pemilihan sekolah. Di mana lokasi
sekolahnya sudah berbeda provinsi dari tempat tinggal asal saya. Sementara itu,
lokasi sekolah yang saya pilih jauh ke pelosok bahkan ketika dicari nama
sekolah tersebut di Google, enggak
nemu cuy gambar sekolahnya. Sedih banget kan milih sekolah yang enggak tahu
sama sekali gimana gambarnya. “Semuanya karena apa? semua karena PNS, semuaaa
karena PNS.” (singing together guys)
Kenapa saya berbuat sedemikian? Agar sedikit
saingan saya di sekolah tersebut. Kenyataannya ketika pendaftaran CPNS ditutup
dan fitur jumlah pelamar dibuka oleh pihak BKN, jumlah pelamar di sekolah yang
saya pilih, paling banyak peminatnya, yaitu 238 pelamar. Sedangkan jumlah
formasi yang dibutuhkan hanya satu orang. Menangisss melihatnya :'(
Akhir bulan Februari kemarin saya sudah
melaksanakan SKD, dan alhamdulillah tahun ini lulus passing grade, dengan jumlah skor yang lumayan deg-degan. Tapi,
tetap aja ngerasa enggak yakin bakalan melaju ke tahap SKB (seleksi kompetensi
bidang) dengan skor segitu. Dikarenakan saingan saya punya skor lebih tinggi
dari saya. Miris banget sih, nih nasib. Enggak ada hoki-hokinya jadi salah satu
makhluk hidup di bumi.
Tepat pada tanggal 23 Maret kemarin,
pengumuman nama-nama yang melaju ke tahap SKB diumumkan dan saya kembali gagal
melaju ke tahap selanjutnya. Ya iyalah, orang dapat peringkat 27. Sementara
yang berhak melaju ke tahap SKB itu adalah peringkat 1 hingga 3. Mungkin pada tahun
2020 saya bakalan melaju ke tahap SKB dan menjadi the next ASN (optimis yaaa) Aamiin kan dong teman-teman :''")
Nah, berdasarkan cerita yang enggak
begitu penting ini, kalian harus tanamkan dan ingat bahwa pintar saja enggak
cukup, buat ngebawa kita melaju ke tahap SKB. Hoki tuh yang paling penting
wqwq. Beberapa teman saya yang punya skor jauh lebih tinggi dari saya, nyatanya
cuma berhasil meraih peringkat keenam di sekolah itu. “Berduka dong ya mereka?
Banget.” Padahal nih, kalau mereka dapat peringkat satu bakalan auto cpns tuh. Dikarenakan mereka dan
saya sendiri (promosi) udah punya sertifikat pendidik (aka serdik).
Sementara teman saya yang skor SKD-nya
yang bisa dibilang beda-beda tipislah dengan saya, bisa tuh dapat peringkat
kedua di sekolah yang dia pilih. Lantas, muncullah beberapa asumsi dari kami
sobat missqueen yang gagal CPNS ini,
“Coba kemarin aku ambil di daerah ini
ya.”
“Coba kemarin aku ambil di sekolah ini ya.”
“Coba kemarin enggak ambil di daerah ini,
dengan nilaiku segitu mana bisa diadukan buat melaju ke SKB.” (you’re so lucky sis)
“Cobalah mengerti semua ini mencari
arti.” (auto nyanyi lagi dong)
Teruntuk teman-teman yang punya ‘skor
tinggi banget’ ketika SKD namun gagal melaju ke tahap SKB, kalian harus tetap
semangat yaaa. Jangan nyerah gitu, hanya karena dipatahkan hatinya yang
kesekian kalinya oleh seleksi CPNS. Sebenarnya nih ya, doa-doa kita dan orang
tua kita telah didengar oleh Tuhan. Hanya saja Tuhan minta kita buat sabar
sedikiiit lagi saja. Tuhan mau liat seberapa sabar kita di dalam menghadapi
kegagalan yang ke xxx nya *wink*
Dan terakhir, percayalah kita
semua tuh terlahir dengan otak yang super pintar, makanya bisa ngejawab 100
soal SKD dengan waktu 90 menit (fyi; 54
detik 1 soal). Hanya saja hokinya kita belum muncul-muncul juga hingga
sekarang. Mungkin totok aura dapat memberikan solusi untuk kita yang kurang
hoki ini wqwq. Yang gagal, yang gagal CPNS tahun 2019, kita coba lagi tahun
2020 ini. Yok bisa yok! See you for the
next epic battle BKN and all crew *CHEERS :D (❤ YD)
Tulisan ini sudah pernah terbit di Terminal Mojok. Silakan klik tautan di bawah ya! :)
https://mojok.co/terminal/pintar-aja-nggak-cukup-lolos-seleksi-cpns-tuh-yang-paling-penting-hoki/
Comments
Post a Comment