Merayakan Kelulusan juga Kegagalan
Hari itu tanggal 19 Desember 2018
bertepatan pada hari Rabu cerita ini dimulai. Sekitar pukul 19.00 WIB ia sedang
asik bermain ponsel di tempat tidurnya dikarenakan rasa lelah sehabis pulang dari kampus dalam rangka mengumpulkan laporan PPL juga
laporan PTK kepada pihak kampus sebagai bukti bahwa ia telah menyelesaikan
semua beban dan tugasnya sebagai mahasiswi PPG. Tiba-tiba ada sebuah pesan
masuk di WhatsAppnya di mana pesan tersebut dari salah seorang teman PPG nya
yang berasal dari jurusan Matematika dan isi pesannya yaitu.
“Yul, pengumuman PPG udah bisa diliat,
tapi Maya belum buka sih pengumumannya.”
“Hahh… Serius Maya udah ada pengumumannya?”
“Iya udah ada. Maya tadi liat status
teman PPG dari UNP.”
“Oke, bentar awak cek ya pengumumannya
di website ukmppg.”
“Maya, kok belum ada ya menu untuk liat
hasil kelulusan kita?”
“Maya gak tau Yul, mungkin bentar lagi.
Tapi Maya gak berani buka websitenya, takut Maya Yul."
“Awak juga gak berani sih sebenarnya May.
Tapi ya mau gimana lagi harus diberani-beranikan ajalah. Toh mau tidak mau
kita juga bakal buka website itu May.”
“Iya Yul. Ntar kalau udah tau hasil
pengumuman Yulia, kasih tau Maya juga ya.”
“Siap Maya. Btw terima kasih infonya ya Maya.”
“Sama-sama Yulia Daud.”
Percakapan singkat di WhatsApp antara
dirinya dengan temannya mengenai hasil kelulusan ukmppg akhirnya berhenti
sementara walaupun hasilnya belum bisa dilihat di website si penyelenggara
ujian mungkin dikarenakan server lagi sibuk atau memang belum ada pengumuman.
Ketika ia tengah asik beristirahat
di tempat tidurnya, dan lagi ponselnya bergetar yang artinya ada pesan WhatsApp
masuk tetapi tidak tahu dari siapa. Bergegas ia membuka pesan tersebut dengan
terlebih dahulu memasukkan sandi ponselnya yang ia buat untuk menghindari dari
orang-orang yang suka kepo dengan isi
ponsel seseorang.
Ternyata pesan tersebut berasal dari
grup kelasnya PPG B.Inggris Bersubsidi
dan yang mengirim pesan tersebut adalah kak Marisa (Re:Kak Ca). Di mana kak
Ica mengirimkan sebuah dokumen berbentuk pdf dengan nama file yang tidak begitu
jelas. Lantas dicobanya membuka isi dokumen pdf dari kak Ca tersebut dan
ternyata isi awal dari dokumen tersebut adalah tentang pengumuman hasil
kelulusan ukmppg. Seketika jantungnya terasa berdetak lebih kencang dari
biasanya sembari membaca dokumen pdf tersebut tak lupa pula ia lantukan do’a
kepada-Nya berharap ia mendapatkan hasil akhir yang baik dari pengumuman
tersebut.
Kini tibalah ia membaca dokumen pdf
tersebut pada bagian mahasiswa PPG Prajabatan Bersubsidi, maka buru-burulah ia
mencari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan nama yang pertama kali ia temukan
dan dilihatnya adalah temannya yang bernama 'Gustu
Ertati Purba dengan keterangan lulus.' Begitulah seterusnya ia melihat
nama-nama temannya yang dinyatakan lulus ukmppg. Ponselnya mulai bergetar lebih
banyak dari biasanya dan itu artinya di grup kelas sudah pada heboh perihal
kelulusan ukmppg. Tapi ia belum berani membaca pesan di WhatsApp tersebut sebab
ia masih takut dan deg-degan membaca isi dari dokumen pdf tersebut.
Sekarang ia membaca namanya sendiri sembari
sesekali menggeser touchscreen ponselnya
ke arah kanan dikarenakan tampilan dokumen pdf tersebut berbentuk landscape. Dan ketika melihat namanya
maka keterangan yang tertulis di sana adalah 'tidak lulus.' Seketika ia langsung merasa terkejut dan kembali
membaca namanya tersebut secara lebih teliti lagi. Sebab ia takut ia salah baca
dikarenakan terlalu terburu-buru dalam membaca isi dokumen pdf tersebut. Hasilnya
masih tetap sama yakni dengan keterangan 'tidak
lulus.' Sontak ia terkejut juga tidak percaya akan hasil akhir ujian ukmppg
yang dilihatnya barusan.
“Hah, awak tidak lulus ujian ukmppg? Sembari berbicara di dalam hati.
Selanjutnya ia mulai membuka pesan WhatsAppnya terutama dari grup kelasnya di mana teman-temannya mulai
mengirimkan pesan ke grup seperti ini.
“Lulus ukmppg aku weii…..”
“Gak lulus ukmppg aku weii….” Ditambah
dengan emoji menangis.
Tiba-tiba temannya yang mengirimkan pesan
bahwa ia tidak lulus ukmppg buru-buru menghapus kembali pesan yang ia kirimkan ke grup dan berganti dengan pesan
baru yang ia kirimkan kembali ke grup kelas.
“Eh, lulus ternyata aku weii….” Di mana
pesan tersebut diakhiri dengan emoji menangis haru.
Setelah melihat hasil akhir kelulusan
ukmppg maka ia buru-buru mengirimkan pesan Whatsapp kepada salah satu temannya
yang sudah pulang ke kampung halamannya terlebih dulu.
“Bang, pengumuman kelulusan ukmppg udah
bisa diliat. File pengumuman kelulusan ukmppg ada di grup besar tuh. Tadi awak
liat nama abang, dan abang lulus ukmppg.”
Dalam sekejap kembali ponselnya berdering.
Nama Bang PPG tertera di layar. Dan langsung ia menerima panggilan telepon
masuk tersebut.
“Seriusan adik, udah keluar pengumuman
kelulusan ukmppg?”
“Iya bang. Abang lulus dan awak tidak
lulus ukmppg bang.” Dengan suaranya yang
sedikit bergetar dan tanpa sengaja ia menitikkan air matanya.
“Aduhh, abang lagi di jalan ini mau
pulang ke kampung. Nanti kalau udah sampai ke rumah abang telepon lagi ya.”
“Iya. Hati-hati di jalan ya bang.”
“Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
“Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh bang.”
Ketika panggilan telepon sudah ditutup.
Maka menangislah ia sejadi-jadinya dikarenakan hasil akhir ukmppg yang tidak
berpihak padanya. Ia hanya bisa menangis dan menangis juga mengingat-ingat lagi
di mana salahnya. Kenapa ia tidak lulus ukmppg. Sampai-sampai ia berpikir
apakah ia tidak lulus karena ujian Ukin kemarin yang di uji oleh Sir Berlin.
Sebab Sir Berlin terkenal cukup perfeksionis di kampus tersebut. Terutama di
dalam memberikan nilai kepada mahasiwa-mahasiswinya.
Kembali ponselnya bergetar dan ada banyak
pesan WhatsApp yang masuk di sana. Maka mulailah teman-temannya di kelas
memberikan rasa turut prihatin kepada dirinya juga kepada empat teman lainnya
di kelas yang dinyatakan tidak lulus ukmppg.
“Kak Yuuulll, Nadya turut sedih ya kak.
Semoga ujian berikutnya kakak dan abang dapat lulus. Semangat kak, jangan nyerah!”
“Dek, semangat untuk ujian berikutnya
yah. Insya Allah ujian berikutnya, Yulia pasti lulus. Kakak jadi pengen peluk Yulia
sekarang dek.”
Dan pesan berikutnya datang dari dosennya
di kampus yaitu Mam Nora.
“Dear Yulia, jangan bersedih ya. Allah
selalu punya rencana yang terbaik untuk Yulia. Tetap semangat ya dear.”
Ada begitu banyak pesan WhatsApp yang
masuk di ponselnya. Kekuatannya untuk membaca pesan-pesan tersebut semakin
lemah. Setiap melihat pesan yang masuk di ponselnya ia langsung menitikkan air
mata. Kini ia tetap memegang ponselnya tanpa ada sedikit pun niat untuk membalas pesan-pesan tersebut. Ia hanya bisa melihat
teman-temannya merayakan kelulusan mereka masing-masing melalui status yang mereka buat baik itu
di WhatsApp juga di Instagram sebagai rasa bangga dan bahagia atas perjuangan
yang telah mereka tempuh selama setahun belakangan ini di Unimed.
“Finally, officially S.Pd, Gr. Thanks
Lord.”
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?”
“Untuk teman-teman PPG yang belum lulus,
tetap semangat jangan bersedih. Kami bersama kalian selalu.”
Akhirnya ia memutuskan untuk meletakkan
ponselnya di tempat tidur, sembari menangis terisak-isak hingga suaranya mulai
sedikit hilang sekarang. Dan lagi ponselnya kembali bergetar dan dilihatnya ada
pesan WhatsApp masuk dari temannya yang pertama kali memberikan informasi
perihal pengumuman kelulusan ukmppg.
“Yul, gimana hasil ukmppgnya? Maya, gak
lulus Yul….” Dan diikuti emoji menangis yang sangat banyak di akhir pesan
tersebut.
“Awak juga gak lulus Maya. Hancur kali
awak rasa sekarang Maya. Enggak tau lagi mau gimana.”
“Sama Yul, Maya juga gitu. Sedih banget
Maya Yul."
“Iya Maya. May, apakah usaha dan do’a
kita kurang selama ini? Makanya kita tidak lulus ujian May.”
“Yul, jangan berburuk sangka dengan Allah
ya. Kita harus tetap berhusnudzon kepada-Nya Yul. Insyaallah, Ia punya
rencana yang terbaik buat kita Yul. Mungkin tidak sekarang Yul, tapi percayalah
suatu saat Ia pasti akan tepati janjinya kepada kita Yul.”
“Iya Maya, terima kasih banyak ya.” Ia
kembali menitikkan air matanya setelah membaca pesan dari temannya tersebut.
Di kamar kosannya yang ia lakukan sekarang
hanyalah menangis dan menangis. Tanpa ia sadari matanya kini mulai bengkak
dikarenakan menangis terus-terusan. Ia kembali meraih ponselnya yang ia letakkan
di bawah bantal dan memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah pesan kepada
adik laki-lakinya yang sedang kuliah di luar kota.
“Lek, pengumuman kelulusan ukmppg udah
keluar. Dan awak gak lulus ujian lek. Apo salah awak lek?” Sakit botol rasonyo
lek.”
Selang beberapa menit ia mengirimkan
pesan tersebut, ponselnya kembali berdering. Dan Nama bang Rahmat PPG tertera
di layar. Langsung ia menerima panggilan telepon Whatsapp tersebut.
“Yul, tetap semangat yah. Jangan sedih
kau Yul. Insyaallah ujian berikutnya kalian berlima pasti lulus Yul. Jangan
berhenti berdo’a juga berusaha Yul. Semangat YD.”
Di saat bang Rahmat berbicara cukup
panjang melalui telepon sembari memberikan kata-kata semangat kepadanya. Ia
hanya bisa mendengarkan bang Rahmat berbicara dan sesekali mengangguk juga
menangis.
“Hhhh…. Ia bang Rahmat. Terima kasih
banyak ya bang.” Sambil menangis dan ia
menutup telepon tersebut.
Setelah setengah jam berlalu, adiknya
yang perempuan akhirnya pulang dari kampus setelah seharian di luar untuk bertemu dengan dosen pembimbing
skripsinya. Ia heran dan terkejut melihat mata kakaknya bengkak dan sambil
menangis terisak-terisak hingga suaranya parau.
“Kak, mengapo menangis? Citolah dengan
awak kak!”
Sambil menangis. “Awak gak lulus ujian
ukmppg Sor. Di situ besok perpisahan PPG di kampus dan di situ pulalah awak
tidak lulus ujian Sor. Sodeh awak Sor.”
“Aih, tak lulus akak, kak? Berapo orang
tak lulus dari kelas akak kak?”
“Iyo Sor. Limo orang kami tak lulus di
kelas. Dan ke limo-limonyo itu semuo dari kampus swasta Sor. Anak Unimed semuonyo
lulus Sor.” Sembari tersedu-sedu menahan tangis.
“Kak, awak tahu akak pasti sodeh dan
sangat sodehpun. Karena kalian udah kuliah samo-samo selamo satu tahun ini di
kampus. Tapi ingat kak, akak jangan terlalu berlarut-larut dengan kesodehan ini
kak. Allah itu tak suko hamba-Nyo itu terlalu berlarut-larut kak.”
“Allah, kasih akak cobaan ini, karena
Allah tau akak mampu dan sanggup melewati ini semuo kak. Allah itu sayang
dengan akak, makonyo akak dikasih cobaan ini kak. Ingat itu kak.”
“Iyo Sor. Tapi sakit botol rasonyo nih
Sor. Gak tau lagi awak cemano cara bilangnyo ini Sor.”
Jam sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB dan
ia hanya menghabiskan waktunya untuk tiduran di tempat tidurnya sembari sesekali melihat ponselnya dan
tanpa ia sadari ternyata ada pesan WhatsApp yang masuk dari adik laki-lakinya.
“Kak, awak tahu akak pasti sodeh karena tidak
lulus ujian ppg. Akak harus pecayo, Allah selalu punyo rencana yang terbaik untuk
akak. Allah itu ingin akak semakin dokat dengan-Nya kak. Yakinlah kak.”
“Iyo lek, tapi apo salah awak lek? Kenapo
harus awak lek?”
“Akak, tak buleh cakap macam gitu kak.
Awak yakin akak pasti bisa ngelewatin ini semuo kak. Akak harus banyakin
istighfar yo, biar hati akak tonang kak. Ingat ado kami di sini yang selalu
mendoakan akak.”
“Iyo lek, mokasih yo lek.”
“Iyo samo-samo kak. Totap semangat yo
kak.”
Kali ini ia mulai memberanikan diri
menelpon ibunya yang ada di kampung perihal hasil ketidak lulusanya dalam ujian ukmppg.
“Mak, pengumuman kelulusan ukmppg udah
keluar tadi mak, sehabis maghrib. Dan awak tidak lulus ujian mak.”
“Aii, tak lulus ujian kau Lia? Jadi
cemanolah itu?”
“Nanti awak ujian ulang lagi mak bulan
Januari 2019 ini. Mak, maaf yo awak bolom lulus ujian akhir ukmppg. Omak tidak
marahkan mak?”
“Ntahlah Lia oiii. Sebotolnyo malu aku ni
Lia kau tak lulus ujian.”
Mendengar kalimat yang keluar dari mulut
ibunya seperti itu ia langsung mematikan telepon tersebut tanpa mengucapkan
salam terlebih dahulu. Air matanya seketika tumpah di saat mendengar ucapan ibunya yang seperti itu. Kembali ia mengirimkan pesan kepada sahabatnya perihal hasil akhir
ukmppg.
“Tia, awak tidak lulus ujian akhir ukmppg
Tia.”
“Maksudnya gimana Yul? Ujian ukmppg yang
kam cerita kemarin ke awak ya Yul?”
“Iya Tia. Awak tidak lulus ujian Tia.”
“Ya Allah Yul. Yang sabar ya kam. Jangan
putus asa Yul, tetap berusaha dan berdoa lagi ya kam. Biar kam lulus ujian
berikutnya. Awak percaya kamu kuat Yul. Semangat Yulia Daud.”
“Iya Tia. Terima kasih banyak yah Tia.”
Setelah ia melihat beberapa status
temannya di media sosial. Ia juga memberanikan diri membuat status di Whatsapp
seperti ini.
“Mata, udah kek orang Cina kebun sayur
aja sekarang.”
Dan disusul dengan statusnya berikutnya
yakni berupa gambar yang berisi kata-kata semangat yang ia peroleh dari
Instagram. Niatnya ia membuat status tersebut adalah agar ia bisa kuat atas
kejadian yang barusan saja dialaminya. Yang terjadi malah sebaliknya, yakni ia
malah makin menangis sejadi-jadinya.
Setelah setengah jam berlalu, ponselnya
kembali berdering dan nama Bang PPG tertera di layar. Dan langsung ia menerima
panggilan telepon masuk tersebut.
“Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Abang udah
sampai di rumah nih.”
“Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Iya bang.”
“Dik, yang sabar ya. Udah siapkan nangis-nangisnya?”
“Iya bang. Ihh, apalah coba, orang sedih malah
kek gitu dia. Udah dari tadi awak siap nangis bang. Dan sekarang mata awak
sipit kayak orang Korea. Ditambah ingusan
juga gara-gara nangis terus dari tadi.”
“Ulululuuu kayak Orang Korea ya.”
“Emang iya kok.”
“Ya udah, istirahatlah adik. Capekkan
nangis terus dari tadi. Besokkan adik juga mau ke kampus menghadiri acara
perpisahan PPG. Jangan nangis lagi ya! Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
“Iya bang. Tidurlah awak ya.
Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”
Keesokan harinya begitu bangun dari
tidurnya yang cukup melelahkan dikarenakan sepanjang malam menangis.
Didapatinya kedua matanya bengkak. Alhasil ia memutuskan untuk pergi ke kampus
dengan menggunakan kaca mata agar tidak begitu kelihatan bahwa matanya bengkak akibat menangis.
Setibanya di Gedung H. Anif orang yang
pertama kali ia temui dan ia peluk adalah kak Tika Natalia Barus. Kakak ini
juga berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan juga satu almamater
dengannya ketika S-1. Hanya saja kakak ini anak PPG SM3T yang terlebih dahulu
mengabdi diberbagai pelosok negeri selama setahun. Kak Tika juga dinyatakan
tidak lulus ujian ukmppg. Ia mengetahui kak Tika tidak lulus ukmppg yakni dari
isi dokumen pdf yang dikirim oleh kak Ica di grup kelas. Ketika tahu kak Tika
tidak lulus, lantas ia mengirimkan pesan kepada kak Tika, sebagai rasa turut
bersedih yang sedang dialami secara bersama-sama.
“Kak Tika, gak lulus awak ujian kak.” Dan
lagi ia menangis.
“Iya dek Yul. Kakak juga tidak lulus kok
dek. Jangan nangis lagi dong dek. Kita mau perpisahan loh ini. Masa dihari
bahagia gini kita nangis dek.” Sambil mengusap air matanya di pipi.
“Iya Kak Tik. Cengeng banget awak sejak
tadi malam kak Tik. Mata awak aja sampai bengkak kek gini kak.”
“Iya dek Yul. Kakak juga bengkak kok
matanya. Nih liatlah!” Sambil tersenyum
“Tapi kakak pakek eyeliner yang banyak
dek, biar gak nampak kali mata kakak bengkak dek. Hahaha.”
“Enaklah kakak pakek eyeliner biar gak nampak
bengkak matanya. Nah awak, pakek eyeliner aja gak pande kak Tik. Makanya awak
pake kaca mata kak.”
“Hahaha…. Ya udah adek pake aja kaca
matanya ke dalam.” Kawan-kawan adek udah pada datang tuh. Mereka duduk di sebelah
kanan gedung ya dek.”
“Iya kak Tik. Awak ke sana ya kak.”
“Iya dek Yul. Tetap semangat ya dek.
Sini peluk kakak sekali lagi dek.”
Lalu ia pergi meninggalkan kak Tika dan
menuju lokasi tempat duduk teman-temannya sekelas yang berada di bagian kanan
gedung. Ia memilih untuk duduk di barisan kedua dari depan bersamaan dengan kak
Rabi juga Nashroh yang mana ketika di kelas PPG pun mereka juga duduk bertiga.
Kak Rabi, tiba-tiba datang menghampirinya
dan sambil berkata.
“Yul, gak sedih lagi, kan?”
“Insyaallah gak lagi kok kak.”
“Yul tetap semangat ya. Insyaallah
ujian yang kedua YD pasti lulus kok.’’
Pagi itu begitu ia tiba dan duduk di
Gedung H. Anif didapatinya beberapa pasang mata para mahasiswa PPG baik itu mahasiswa PPG
Prajabatan maupun mahasiswa PPG SM3T yang bengkak dikarenakan menangis
semalaman seperti yang ia lakukan kemarin malam. Dan bahkan pada pagi itu masih
ada dilihatnya beberapa mahasiswa PPG yang sedang menangis di dalam gedung.
Selain itu dua temannya di kelas yang juga dinyatakan tidak lulus ukmppg yakni kak Ira dan Meriska tidak hadir pada acara Pelepasan dan Perpisahan PPG Prajabatan A1G2 dan PPG SM-3T Angkatan VI. Mungkin terlalu sakit bagi mereka berdua untuk dapat berhadir pada acara perpisahan tersebut, sementara mereka berdua dinyatakan tidak lulus ukmppg.
Selain itu dua temannya di kelas yang juga dinyatakan tidak lulus ukmppg yakni kak Ira dan Meriska tidak hadir pada acara Pelepasan dan Perpisahan PPG Prajabatan A1G2 dan PPG SM-3T Angkatan VI. Mungkin terlalu sakit bagi mereka berdua untuk dapat berhadir pada acara perpisahan tersebut, sementara mereka berdua dinyatakan tidak lulus ukmppg.
Ternyata pengumuman kelulusan akhir
ukmppg sebegitu menyakitkan untuk mereka yang dinyatakan tidak lulus dan sebaliknya sebegitu membahagiakannya bagi mereka yang dinyatakan lulus
ukmppg serta berhak menyandang gelar baru yakni 'Gr.' Kepada teman-teman yang dinyatakan lulus
ukmppg, ia hanya bisa mengucapkan selamat walau di hatinya terasa sakit teramat
melihat hasil ketidak lulusannya kemarin. Sembari berdoa kepada Allah SWT
semoga ia dapat lulus pada ujian ukmppg periode berikutnya yang akan
dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2019 mendatang. Teruntuk kalian semua
Mahasiswa-mahasiswi PPG UNIMED yang dinyatakan lulus, selamat merayakan
kelulusan teman-teman. Kalian semua hebat. Lantas selamat merayakan kelulusan yang tertunda Yulia Daud. (❤ YD)
Beberapa dokumentasi kegiatan acara Pelepasan dan Perpisahan Mahasiswa PPG Prajabatan A1G2 dan PPG SM3T Angkatan VI :
1. Kata sambutan sekaligus kata-kata perpisahan oleh salah satu Mahasiswa PPG Prajabatan Bersubsidi yang disampaikan oleh Bang Rahmat Nasution
2. Bersama dengan Maya Sari Hasibuan. Salah satu teman yang ia kenal dari awal masa PPG. Sama-sama satu almamater ketika S-1, tetapi baru bertemu dengan Maya pada program PPG Prajabatan ini. Allah SWT selalu punya rencana terbaik untuk mempertemukan hambanya dengan banyak orang baik. Teruntuk Maya yang hobi difoto haha, terima kasih banyak untuk semua kebaikannya selama ini Maya ❤
3. Bersama dengan Fifin Ananda HS. Salah satu rekan PPL nya di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Si imut yang baik hati dan hobi sekali dengan dunia memasak. Teruntuk Fifin, terima kasih sudah mengusap air matanya yang jatuh di pipi pada saat acara perpisahan digelar ❤
3. Bersama dengan Fifin Ananda HS. Salah satu rekan PPL nya di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Si imut yang baik hati dan hobi sekali dengan dunia memasak. Teruntuk Fifin, terima kasih sudah mengusap air matanya yang jatuh di pipi pada saat acara perpisahan digelar ❤
4. Bersama dengan Azmi Saputri Situmorang. Salah satu rekan PPL nya di SMP Negeri 23 Medan ❤
4. Bersama dengan Surtiani. Salah satu rekan PPL nya di SMP Negeri 23 Medan ❤
5. Bersama dengan Uci Ramadani juga Anggita Febrianti. Mereka adalah siswi-siswinya di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Tempat di mana ia melakukan praktik mengajar selama 1,5 bulan. Teruntuk Uci dan Anggi terima kasih banyak yah, karena sudah datang jauh-jauh ke kampus ya nak ❤
6. Bersama dengan kak Desy Sihite (Re:My jodoh). Kakak yang paling baik banget kepadanya selama PPL berlangsung baik itu di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan maupun di SMP Negeri 23 Medan. Teruntuk kak Desy Sihite terima kasih banyak untuk semua kebaikannya selama ini. Semoga kakak sehat-sehat selalu ya ❤
7. Bersama dengan rekan-rekan PPL nya selama 3 bulan. Baik itu di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan maupun di SMP Negeri 23 Medan. Teruntuk kalian terima kasih banyak untuk semua kebaikannya selama ini. Dimanapun kalian berada sekarang, semoga kalian semua sehat selalu ya ❤
P.s mata bengkak akibat menangis semalaman haha
8. Komting kelas PPG Prajabatan Bersubsidi yang paling baik juga paling sopan kepada kakak-kakaknya di kelas. Teruntuk Boy Atlaliust Simangunsong terima kasih banyak untuk semua informasi juga kebaikan yang diberikan selama ini kepada kami semua sobat-sobat missqueen yang terkadang tidak tahu diri ini ❤
9. Bang Rahmat Nasution (Re:Bapak Kemenristekdikti) bersama dengan Bang Adi Mardongan Lumban Gaol (Re:Bang Halet) teman sebangku juga semeja di kelas PPG
10. Anggreini Purba (Re:Ngents) bersama dengan future husbandnya yakni Bang Tristono Saragih (Re:Bang Ton)
11. Tim PPL di SMP Negeri 23 Medan juga di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan ❤
12. Tim PPL di SMP Negeri 29 Medan juga di SMA Negeri 14 Medan ❤
13. Grup paling heboh di kelas. Sama-sama lulusan S-1 dari Unimed juga berada pada stambuk yang sama yakni stambuk 2012 ❤
14. Bersama dengan sobat-sobat missqueen yang paling tercinta, terkeren, terkrik, terkaleng, terhoax, tercincong, tersayang juga terajana. Teruntuk kalian semua terima kasih banyak untuk semua pertemanan juga kebaikannya selama ini. Semoga (kelak) Allah SWT mempertemukan kita kembali pada suatu hari nanti. Aamiin. I love you 3000000 guys ❤
Comments
Post a Comment