MeRAPIkan Cerita melalui Tulisan

di bus RAPI, Februari 2020

         Kamis pagi ini, tepatnya pada tanggal yang lumayan cantik, yakni 20 Februari 2020 terasa begitu berbeda dari biasanya. Ya, hari ini untuk pertama kalinya ia akan pergi sejauh 1.098,7 km sendirian. Sebelum berangkat ke Jambi ia terlebih dahulu diantar oleh ibunya ke simpang Sei Bejangkar dengan menaiki becak motor. Ia memesan tiket busnya dari Medan melalui salah seorang teman yang baru dikenalnya di grup Telegram. Perkenalkan Anna Br. Pangaribuan namanya, gadis cantik juga sedikit mungil ini merupakan tamatan S-1 Sastra Jepang USU.
       “Anna, kakak pesan tiketnya melalui Anna ya? Nanti kakak transfer uangnya ke rekening Anna.”
            “Boleh kak. Kakak langsung percaya aja samaku?”
            “Ya mau gimana, harus percaya dong. Kalau Anna mau jahat, entar Anna yang dosa.”
            “Hahaha.”



         Begitulah beberapa percakapan singkatnya dengan Anna yang sudah dengan sangat baik membeli tiket busnya. Ia dan Anna dijadwalkan akan berangkat menuju Jambi dengan bus RAPI tipe executive class tepat pada pukul 07.45 WIB dari loket bus RAPI yang ada di Medan. Hanya saja ia berangkat dari simpang Sei Bejangkar, di mana bus Rapi melewati daerah yang lumayan dekat dengan rumahnya. Ia dan ibunya tiba di simpang Sei Bejangkar tepat pada pukul 09.45 WIB. Di mana bus RAPI yang ditumpangi oleh Anna masih berada di Tebing Tinggi. Alhasil ia, ibunya dan tukang becak yang membawa mereka ke simpang harus rela menunggu beberapa jam di sana. Tepat pada pukul 11.30 WIB bus yang dinaiki Anna dari Medan akhirnya tiba di simpang Sei Bejangkar dan artinya sekarang adalah ia harus pamit kepada ibunya untuk pergi ke Jambi dalam rangka akan melaksanakan ujian pada tanggal 23 Februari mendatang. Sebelum naik ke dalam bus, ia pun menyalami ibunya sembari berkata “Mohon doanya ya mak.”
            Setibanya di bus dan duduk di sebelah Anna, ia langsung bersalaman dengan Anna. Ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan Anna secara langsung setelah belakangan ini hanya bercengkrama via Telegram dan WhatsApp. Anna sosok gadis yang cantik juga ramah ternyata. Sepanjang perjalanan di dalam bus ia dan Anna bercerita banyak. Salah satunya adalah kenapa memilih Kabupaten Merangin, Jambi sebagai tempat pelabuhan terakhir di dalam mengejar cita-cita. Mereka berdua hanya tersenyum lalu tertawa mendengar jawaban masing-masing dari pertanyaan yang mereka utarakan sendiri.


            Sekitar pukul 12.05 WIB bus yang mereka naiki berhenti lalu singgah untuk pertama kalinya di rumah makan Mega Sari, Kisaran dikarenakan sudah tiba jam makan siang. Semua penumpang turun dari bus untuk memesan pun juga menyantap makan siang yang di sana. Ia dan Anna memutuskan untuk tidak turun dari bus dikarenakan mereka sudah membawa beberapa bekal makanan. Ya, mereka makan siang di dalam bus dengan bekal seadanya yang telah mereka persiapkan dari rumah masing-masing.
           “Kak Yul, kalau Anna sendiri di dalam bus ini, mungkin Anna enggak mau bawa bekal kak.”
            “Lah kenapa Anna? Pasti Anna malu dan segan makan sendiri di dalam bus, kan?”
            “Haha iya kak. Malu Anna makan sendirian kak.”
            “Sudah kakak duga, Na.”
         “Wah ternyata enak juga ya kak bawa bekal. Bisa hemat kita nih kak. Ini namanya paket combo hemat pakai banget kak Yul.”
            “Haha iya Anna.”



            Setelah selesai makan siang, perjalanan dengan bus RAPI kembali dilanjutkan. Dan perjalanan menuju Jambi masih jauh sekali. Ketika ia mencari lama perjalanan dari Medan menuju Jambi di Google, maka yang tertera di sana adalah selama 28 jam dengan jarak 1.098,7 km. Kebayang dong ya gimana rasanya duduk di dalam bus selama itu. Sepanjang perjalanan ia ditemani beberapa album tembang kenangan dengan nada yang mendayu-dayu sehingga bawaannya ia ingin menutupkan mata lalu rebahan seharian. Selain itu, ia melewati lalu menyusuri jalan lintas Sumatera yang terasa begitu mengasyikkan dengan bus RAPI. Melewati beberapa Kabupaten seperti Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan. Sekeren ini ternyata perjalanan di siang hari.
            Sekitar pukul 19.40 WIB di daerah Balam, Riau untuk kedua kalinya bus berhenti singgah. Para penumpang turun dari bus untuk makan malam dan tidak terkecuali ia dan Anna yang memutuskan untuk turun lalu makan di sana dengan bekal makanan yang dibawa dari rumah. Setibanya di rumah makan, ia dan Anna memesan minuman teh manis hangat dikarenakan cuaca yang sudah cukup dingin. Ketika melihat kesemua pengunjung, hanya ia dan Anna yang makan dengan bekal yang dibawa dari rumah. Selebihnya mereka semua memesan makanan di rumah makan tersebut. Alhasil beberapa kali para penumpang yang makan di sana melihat ia dan Anna yang hanya memesan minuman dan makan dengan bekal yang dibawa dari rumah. Ia dan Anna saling bertatapan sembari berkata "Bodo amatlah yang penting paket hemat." dan mereka berdua kembali tertawa.
            Dan lagi perjalanan kembali dilanjutkan. Masih ada belasan jam lagi untuk sampai di Jambi. Kaos kaki yang ada di kaki terasa tidak begitu berfungsi untuk melawan rasa dingin yang perlahan-lahan mulai menusuk ke kakinya dikarenakan malam yang semakin dingin. Lantas ia memutuskan untuk tidur dengan suasana di dalam bus yang dingin juga gelap. Kalau kata si Anna,
“Kak Yul, tahu enggak kenapa mereka bentar-bentar matikan lampunya kak Yul?”
“Biar jangan terang kali dong di dalam ini, Na.”
“Bukan itu jawabannya kak. Jawabannya adalah biar token pulsa mereka enggak cepat habis kak. Mereka kan juga pakai paket hemat kayak kita kak.” Lalu Anna tertawa.
“Haha, bisa aja nih anak.”
Sekitar pukul 03.00 WIB bus berhenti sebentar di loket Pekanbaru dalam rangka menurunkan beberapa penumpang yang tujuan akhirnya adalah Pekanbaru. Setibanya di sana, ia melihat ada dua orang tukang sate padang. Dan Anna langsung menyodorkan pertanyaan kepadanya
“Kak, beli sate kita yuk? Lapar juga perutku kak.”
“Ayo! Kakak juga lapar Na.”


Setelah perut mulai terisi dan perjalanan dengan RAPI kembali dilanjutkan. Tepat Pukul 05.30 WIB bus kembali berhenti untuk rehat sejenak. Seperti judul lagunya Kunto Aji dengan lirik lagunya yang lumayan enak ketika didengar.
Yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu, yang diharap biarkanlah semesta bekerja untukmu.
Bus kali ini berhenti di Sorek, Riau. Ia dan Anna turun sebentar ke bawah untuk pergi ke toilet. Lalu ia mencari musala untuk salat di sana. Sementara itu, Anna menunggunya di luar. Perjalanan kembali dilanjutkan, sekitar pukul 07.50 WIB bus yang mereka naiki sudah berada di daerah Belilas, Riau. Dan perutnya kembali terasa lapar, lantas ia mengambil roti kelapa, roti srikaya juga susu coklat yang ia bawa dari rumah sebagai sarapan di pagi hari ini. Tak lupa pula ia memberikan Anna, beberapa potong roti dan susu coklat tersebut. Sarapan di pagi hari ini lumayan mengenyangkan dengan suasana yang sedikit dingin dan matahari yang perlahan-lahan mulai menampakkan diri kepadanya.



Tepat di daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi jalan yang mereka lalui sudah mulai tidak lurus lagi alias berkelok-kelok. Dan jadilah perutnya mulai terasa mual seakan mau muntah ketika melewati jalanan tersebut. Sepanjang perjalanan ia memilih untuk menutupkan matanya sembari berkata di dalam hatinya.
“Jangan muntah, jangan muntah, insyaallah kuat sampai Jambi.”
Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 10.29 WIB. Kembali bus berhenti sejenak dan kali ini bus berhenti di Pelabuhan Dagang, Jambi. Perutnya sudah mulai tidak karuan lagi rasanya. Anna mengajaknya untuk turun ke bawah membeli makanan. Ia menolak, dikarenakan sudah tidak kuat menahan rasa mual yang ada. Jadilah Anna turun sendiri membeli makanan tersebut, dan kembali lagi naik ke dalam bus dengan membawa makanan yang ia beli, yakni Pop Mie instant. Seketika mencium aroma Pop Mie, rasanya  ia semakin mau muntah. (Anna maafkan kakak ya haha). Ia mulai mengirimkan pesan singkat kepada temannya untuk bertanya kira-kira berapa jam lagi untuk sampai ke Jambi.
“Sudah di Pelabuhan Dagang sekarang. Masih berapa jam lagi?”
“Berhenti makan? Sekitar 2-3 jam lagilah.”
“Iya. Tapi, awak enggak makan. Mual banget awak rasa.”
Sekitar pukul 11.45 WIB dengan rasa mual yang sedari tadi pagi dirasakan, akhirnya ia muntah juga. Ada rasa sedikit lega ketika selesai mengeluarkan muntah tersebut. Anna menawarkan minyak kayu putih kepadanya untuk diusapkan ke perutnya. 

      Pukul 13.01 WIB bus RAPI telah tiba di Kabupaten Muaro Jambi dan alhamdulillah  disambut dengan rintik hujan serta jalan yang sudah mulai kembali lurus. Sepanjang perjalanan ia melihat rumah para warga di sana yang masih menggunakan genteng dan rumah panggung. Selain itu, ia juga melewati jembatan Aurduri, di mana di bawah jembatan tersebut terbentang dengan panjangnya sungai Batanghari yang begitu indah. 


Pada tanggal 21 Februari pukul 14.00 WIB  bus RAPI yang mereka naiki sedari kemarin pagi, akhirnya tiba di loket RAPI, Jambi dengan selamat. Dan sekarang saatnya adalah berpisah dengan Anna  untuk sementara waktu. Lantas, bertemu juga berkenalan untuk yang pertama kalinya dengan kedua orang tua teman PPG-nya setelah beberapa hari terakhir hanya berkenalan melalui telepon. Mereka berdualah yang akan menemaninya selama beberapa hari di Jambi. "Nice story Yul, haha." (❤ YD)

Comments

Popular Posts